Friday, 23 January 2015

Kisah-kisah Diriku 2

Dan Ke-esokan harinya aku menanti kehadirannya untuk menjelaskan apa yang aku pendam selama ini terhadap dirinya
Diselah-sela waktu aku mencoba berusaha untuk menjadi lebih berani, karena udah terlanjur berlalu waktu yang pas untuk mengatakannya ini kepada dirinya
Disaat aku jumpa kepada dirinya aku terdiam dan tak berani ngomong apa-apa kepada dirinya, aku hanya bisa memandang dia dengan memendam rasa suka terhadap dia
Waktu makin berlalu dan aku belum juga jujur kepada dirinya tentang rasa yang kupendam selama ini, ntah apa yang membuat aku sampai aku takut dan tidak bisa mengungkapkan rasa ini dihadapan dia, mungkin aku takut untuk menerima semua jawaban yang dia berikan kepada diriku tentang perasaan ini
Lama-kelaman memendam perasaan ini makin sakit  aja kurasakan, dan aku mulai sekarang aku mencoba lagi untuk mengungkapkannya kepada dia. Melalui telfon aku mengutarakan semua isi hati aku kepada dia kalau aku mencintai dirinya dan menyanyangi dirinya, dia pun terdiam mendengan ungkapan aku dan dia menannyakan kapan aku mulai suka kepada dirinya dan aku menjawab dengan jujur kalau aku suka dengan dirinya semenjak kita berjumpa atau awal perkenalan dengan dirinya, dia terus diam tanpa kata satu pun kepada diriku mengenai ungkapan aku tersebut
Sejanak dia diam kepada diriku dan dia memberi jawaban kepada diriku, dari jawabannya aku merasakan sangat sedih dan tidak bisa manahan rasa sedih tersebut
Dia memberikan jawaban kalau dia tidak bisa menerima aku karena dia sudah mempunyai kekasih yang selama ini aku tidak tahu sebelumnya
Aku merasakan sedih dan sakit karena selama ini aku mencintai seorang gadis yang sudah mempunyai  kekasih, dan baru kali ini aku menjumpai gadis yang bisa membuat aku begitu mencintai dirinya sepenuh hatiku.

Jadi kita harus benar-benar telitih dalam mencintai seseorang, dan TerimaKasih kepada seorang gadis yang udah membuat aku jatuh cinta kepadanya dan TerimaKasih juga atas perhatian yang kamu berikan kepada aku selama ini, aku senang berkenalan dengan kamu dan aku sedih juga mendengarnya .............................

Wednesday, 21 January 2015

Kisah-kisah Diriku

Tanggal 21 Januari 20xx
Hari Rabu

Dihari ini aku memulai untuk mencoba menjadi yang lebih tangguh dari sebelumnya, dimana dulu aku merasakan jatuh dan terpuruk yang begitu dalam dan kelam
Tak ada kata dan perbuatan yang bisa membuat aku menjadi lebih tangguh sebelumnya, dulu aku merasakan rasa yang begitu aman sakit dan lebih sakit karena aku mengalami cinta yang dimiliki hanya seorang saja
yang bisa dikatan (Cinta Bertepuk Sebelah Tangan).
Diawal mulai cerita aku merasakan itu pada saat pertama aku bertemu dengan dirinya, saat itu lah aku merasakan yang namanya jatuh cinta dan aku mencoba untuk mendekatinya dan mencoba untuk membuat dia terkagum dengan diriku
Diseiringnya waktu perasaan ini lama-kelamaan makin kuat dan makin merasakan suka terhadap dirinya, ntah apa yang membuat aku begitu menyukainya dan ingin memiliki dirinya.
Dan rasa ini terus-menerus menghantuiku dan selalu terbanyang wajahnya di benak fikiranku di sela-sela waktu sibukku
Tak tertahan lagi dengan perasaan ini aku beranikan diri untuk mengungkapkan semua beban yang aku rasakan selama ini kepada dirinya.
Sebelum jumpa dengan dirinya aku udah cukup berani untuk mengungkapkan segala isi hati aku kepada dirinya, dan aku mencoba untuk bertemu dengan dirinya saat jumpa dengan dirinya aku belum memulai untuk mengungkapkan perasaanku aku mencoba membuat suasana menjadi lebih indah dan nyaman untuk mengungkapkan perasaanku kepada dirinya. namun seiring berjalannya waktu rasa berani itu pun hilang menjadi rasa takut untuk mengungkapkannya.
Dan aku kembali memendam rasa itu terhadap dirinya, selama aku memendam rasa itu aku kembali dihantui oleh bayang-bayang wajah dirinya
Namun aku terus berusaha untuk mencoba kembali beranikan diri untuk mengungakap rasa ini kepada dirinya
Saat aku mengungkapkan isi hatiku kepada dirinya dia pun terdiam seribu bahasa dan belum memberikan keputusan kepada diriku tentang perasaanku kepada dirinya, (Bersambung.......)